Selasa, 16 Februari 2016



PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI


OLEH :
AULIA RAHMAYANTI
14005037/2014



JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016



PENDIDIKAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
ICT (Information and Communication Technology) atau yang lebih dikenal dengan TIK teknologi informasi dan komunikasi) adalah berbagai aspek yang melibatkan teknologi, rekayasa dan teknik pengolahan yang digunakan dalam pengendalian dan pemrosesan informasi serta penggunaannya, hubungan computer dengan manusia dan hal yang berkaitan dengan social, ekonomi dan kebudayaan [British Advisory Council for applied Research and Development: Report on Information Technology; H.M. Stationery Office. 1980] 
Pengertian lainnya diungkapkan oleh beberapa orang ahli (Abdul Kadir,2003:13) antara lain dalam kamus Oxford dituliskan bahwa teknologi informasi dan komunikasi adalah studi atau penggunaan peralatan elektronika terutama computer, untuk menyimpan, menganalisis dan mendistribusikan informasi apa saja,termasuk kata-kata, bilangan dan gambar.  
Dengan begitu, TIK/ICT mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan pembelajaran berbasis teknologi komunikasi adalah proses kegiatan penyampaian informasi berupa ilmu pengetahuan dari seorang tenaga pendidik kepada para peserta didik yang menggunakan teknologi komunikasi dan informasi.

A.    PENDEKATAN INSTRUKSIONAL DALAM PENDIDIKAN BERBASIS TIK
Menurut Lowther, et.al.,beberapa teori belajar yang perlu dipahami untuk dijadikan landasan bagi pelaksanaan pembelajaran berbasis TIK di LPTK di antaranya adalah Constructivisme dari Bruner (1999), Anchored Instrution dari CTGV (1993), Cognitive Apprenticeship dari Brown et.al.(1993) dan Multiple Intelegences dari Gardner (1993). Teori-teori belajar tersebut diterapkan tidak secara sendiri-sendiri tapi harus diterapkan secara terintegrasi (multiple). Sedangkan dalam hal pendekatan instruksional, Lowther,et.al. mengajukan beberapa metode pembelajaran untuk membentuk kemampuan calon pendidik dalam menggunakan pendidikan berbasis web dan teknologi lainnya di LPTK yaitu: Simulated K-12 Technology Classroom, Modeling, Observing/Participating in technology setting, Learning Technology Skill, and Reflective Practices. Berikut dibawah ini penjelasannya
Instructional Approaches (Lowther.ey.al.2000:141)
Approach
Guidelines
Simulated K12 technology classroom
Dalam pelaksanaan pembelajaran jenis ini harus mengikuti beberapa syarat berikut:
1.      Kelas memiliki 3-6 komputer
2.      Mahasiswa keguruan dianggap dan memerankan siswa K-12
3.      Pelajaran berbasis masalah (problem-based)
4.      Pelajaran melibatkan kolaborasi
5.      Mahasiswa melakukan pergantian peran dan aktifitas
6.      Mahasiswa mengalami menggunakan komputer sebagai alat
7.      Mahasiswa mengalami memecahkan masalah teknis
Modelling
Pendidik berperan seperti di bawah ini bahkan ketika melaksanakan simulated K-12 Technology Classroom:
1.      Sebagai fasilitator
2.      Pengelola pergantian/rotasi peran mahasiswa dalam berbagai aktifitas yang dilakukan
3.      Pemecah masalah teknis
Observing/Participating in Technology Setting
Observasi dilakukan dengan:
1.      Tidak menonjolkan penggunaan teknologi kepada kepada siswa K-12
2.      Tidak mengancam karena kemampuan teknologi siswa tidak merupakan bagian yang perlu di observasi
Partisipasi:
3.      Dilakukan dalam suasana yang terbuka
4.      Mahasiswa keguruan membantu ketika skill dan kapabilitas mereka sesuai dengan kebutuhan.
Learning Technology Skill
Ada dua pendekatan yang bisa dipilih:
1.      Mengajarkan kemampuan teknologi terlebih dahulu,kemudian mengajarkan bagaimana mengintegrasikan teknologi ke dalam pengajaran.
2.      Mengajarkan kemampuan teknologi sesuai kebutuhan ketika menggunakan teknologi sebagai alat belajar
Reflective Practice
Melakukan reflektif atas praktik/kegiatan yang telah dilakukan.
1.      Mendorong pengembangan metakognitif
2.      Membantu perkembangan rasa self-efficacy
3.      Membimbing kegiatan penelitian

B.      KEMAMPUAN YANG DITUNTUT BAGI PENYELENGGARA PENDIDIKAN BERBASIS TIK
Mendidik dan Pendidikan adalah dua hal yang berbeda namun keduanya juga saling berhubungan. Dari segi bahasa, mendidik adalah kata kerja dan sedangkan kalau Pendidikan merupakan Kata benda. Kalau kita mendidik, yaitu kita melakkan sesuatu kegiatan ata tindakan. Kegiatan mendidik menunjukan adanya yang mendidik di satu pihak dan yang dididik dilain pihak. Dengan kata lain mendidik adalah suatu kegiatan yang mengandung komunikasi antara d orang manusia atau lebih, dan sehubungan dengan berikut pengertian mendidik menurut Ki Hajar Dewantara yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Lalu juga ada pengertian pendidikan menrut Ki Hajar Dewantara yaitu bahwa pendidikan ummnya berarti daya upaya untuk memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan tumbuh anak.(Munib, Achmad, 2010).

Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).khususnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (Information and Communication Technologi.ICT) demikian pesat. Kemajuan ini tentu juga membawa pengaruh terhadap kehidupan kita, dan salah satunya berpengaruh dalam dunia pendidikan kita,sejalan dengan itu otonomi pendidikan dan globalisasi pendidikan yang menekankan pada persaingan dan kualitas. Keberhasilan pelaksanaan dan otonomi pendidikan yang hanya mungkin dicapai dengan pemanfaatan Teknologi informasi dan Komunikasi dalam proses pendidikan, Pembelajaran juga merupakan inti dari proses pendidikan, dan kualitas pendidikan jga menggambarkan kualitas pemebelajaran yang kita gunakan. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui peningkatan kualaitas pembelajaran, berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajara, Teknologi informasi dan Komunikasi(TIK) menawarkan berbagai kemungkinan ntuk meningkatkan kualitas pembelajara, TIK dapat dimanfaatkan untuk peningkatan dan pengembangan kemampuan professionalitas bagi penyelenggara Pendidikan baik itu guru ataupun dosen yang sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran,TIK juga sangat mempermudah serta membantu siswa dan guru dalam pembelajaran,
Dengan perkembangan teknologi komputer ini, maka metoda pendidikan juga berkembang, sehingga proses pengajaran berbantuan komputer ini maju terus menuju kesempurnaannya, namun secara garis besarnya, dapat dikatergorikan menjadi dua, yaitu computer-based training (CBT) dan Web-based training (WBT).
a.       Computer Based Training (CBT). CBT merupakan proses pendidikan berbasiskan komputer, dengan memanfaatkan media CDROM dan disk-based sebagai media pendidikan (Horton, 2000). Dengan memanfaatkan media ini, sebuah CD ROM bisa terdiri dari video klip, animasi, grafik, suara, multimedia dan program aplikasi yang akan digunakan oleh peserta didik dalam pendidikannya. Dengan CBT, proses pendidikan melalui classroom tetap dapat terlaksana, sehingga interaksi dalam proses pendidikan dapat terus berlangsung, yang dibantu oleh kemandirian peserta didik dalam memanfaatkan CBT.
b.      Web Based training (WBT). Web-based training (WBT) sering juga diidentikkan dengan e-learning, dalam metoda ini selain menggunakan komputer sebagai sarana pendidikan, juga memanfaatkan jaringan Internet, sehingga seorang yang akan belajar bisa mengakses materi pelajarannya dimanapun dan kapanpun, selagi terhubung dengan jaringan Internet (Rossett, 2002).
Pemakaian komputer dalam kegiatan pembelajaran mempunyai tujuan yaitu:
a.       Untuk Tujuan Kognitif. Komputer dapat mengajarkan konsep-konsep aturan, prinsip, langkah-langkah, proses, dan kalkulasi yang kompleks. Komputer juga dapat menjelaskan konsep tersebut dengan dengan sederhana dengan penggabungan visual dan audio yang dianimasikan. Sehingga cocok untuk kegiatan pembelajaran mandiri.
b.      Untuk Tujuan Psikomotor. Dengan bentuk pembelajaran yang dikemas dalam bentuk games & simulasi sangat bagus digunakan untuk menciptakan kondisi dunia kerja. Beberapa contoh program antara lain; simulasi pendaratan pesawat, simulasi perang dalam medan yang paling berat dan sebagainya.
c.       Untuk Tujuan Afektif. Bila program didesain secara tepat dengan memberikan potongan clip suara atau video yang isinya menggugah perasaan, pembelajaran sikap/afektif pun dapat dilakukan mengunakan media komputer 
Semakin meluasnya kemungkinan penggunaan internet dan berkembangnya TIK dalam pendidikan dan pelatihan menuntut pengelola pendidikan untuk mampu mengintregasikan teknologi web ke dalam lingkungan belajar mulai dari fase desain, pengembangan, penerapan, dan pemeliharaan. Setidaknya ada tiga pihak yang dituntut kemampuanya agar WBT bisaa terselenggara yaitu pihak lembaga, pengelola, dan Guru/dosen.
Pertama, tuntutan kelembagaan. Situasi dan kondisi yang seperti ini menuntut lembaga pendidikan perlu diciptakan sedemikian rupa sehungga WBT memungkinkan berjalan. Dalam hal ini kita bias bercermin kepada perusahaan yang telah menjalankan program pendidikan yang telah sukses dan yang telah menyelenggarakan WBT.
Kedua, tuntutan pengelola. Sedangkan tuntutan atau persyaratan yang harus dipenuhi oleh seseorang pengelola program WBT untuk mendorong sukses WBT yaitu.
a)      Mampu untuk meyakinkan atau menemukan nilai-nilai baik yang ada dalam WBT yang bias diambil bagi kepentingan pendidikan dan pengembangan professional.
b)      Memahami secara mendalam mengenai pengaruh psikologis pelatihan yang menggunakan system virtual pada kewajiban terdidik.
c)      Mampu untuk menyesuaikan budaya dan sikap lembaga dalam penggunaan system pendidikan dan pelatihan online.
d)     Memahami bagaimana WBT memengaruhi organisasi.
e)      Memahami dan menyadari adanya berbagai keterbatasan baik secara hardware atau software.
Alur kegiatan dari pengelolaan pendidikan dan pelatihan yang berbasis web meliputi langkah-langkah sebagai berikut.
a)      Identifikasi dan Analisis kebutuhan akan WBT.
b)      Merancang desain WBT (secara Tim)
c)      Mengembangkan Website atau system pelatihan komersial yang customize.
d)     Implementasi program WBT.
e)      Menilai program beserta isisnya.
f)       Melakukan pemeliharaan site yang sedang berjalan.
Ketiga, tunttan kemampan guru atau dosen. Untuk bisa menyelanggarakan pendidikan yang berbasis web guru harus memiliki: menurut Somekh dan Davis, dalam Rusman.
a)      Memiliki sikap positif terhadap Teknologi Informasi (TI) (positive attitdes to IT)
b)      Memahami potensi pendidikan dalam TI.
c)      Mampu menggunakan TI dalam kuriklum secara efektif.
d)     Mamap mengelola penggunaan TI di dalam kelas.
e)      Mampu menilai penggunaan TI.
f)       Mampu meyakinkan adanya perbedaan dan kemajuan.
g)      Memiliki kemampuan teknis untuk menggunakan TI serta sellau memperbarui kemampuan yang telah dimilikinya.
Sementara itu, dalam standart ini mengindikasikan bahwa para guru harus: Pertama, memiliki pemahaman umum dan kemampuan teknologi. Kedua, mampu menggunakan teknologi untuk meningkatkan kemampuan dalam kehidupan professional dan personal. Ketiga, harus bias mengintegrasikan teknologi kedalam kurikulum secara efektif. Hasil rincian diatas dapat diuraikan seperti ini.
Pertama, pemahaman umum dan kemampuan teknologi (Basic computer/technology operations and concept). Hal ini penting karena guru akan menggunakan computer untuk menjalankan software, mengakses, menghasilkan dan memaniplasi(mengolah)data; dan mempublikasikan hasilnya. Mereka juga akan melakukan penilaian terhadap performansi komponen-komponen hardware dan software dari system computer dan menerapkan strategi pemecahan masalah (troubleshooting) ketika dibutuhkan.
Kedua, mampu menggunakan teknologi untuk meningkatkan kemampuan dalam kehidpan professional dan personal. Kemampuan ini perlu dimiliki karena guru akan menggunakan berbagai peralatan untuk meningkatkan kemampuan professional dan produktivitas emreka. Mereka tentu juga akan menggunakn teknologi dalam berkomunikasi terhadap siswanya dalam emlakukan kerjasama,; melakukan penelitian; dan berbagai pemecahan masalah. Selain itu, gutu juga akan membuat perencanaan dan berpartisipasi dalam berbgai aktivitas yang mendorong belajar sepanjang hayat serta guru juga akan memperkanalkan bagaiman acara penggunaan computer atau mencari  berbagai sumber teknologi secara baik, etis dan legal.
Ketiga, guru harus bisa mengintegrasikan teknologi kedalam kuriklum secara efektif. Ekmampuan mengintegrasikan computer dalam kurikulumini juga kemampan yang harus dimiliki oleh seorang guru, karena dalam hal ini guru akan menggunakan computer dan teknologi lainya untuk menunjang intruksional dalam kelas dan mata kuliah atau pelajaran yang diampunya. Dan juga guru harus merencanakan dan menyampaikanunit-unit intruksional yang mengintegrasikan berbagai hal yaitu, software, aplikasi, dan macam-macam peralatan pembelajaran. Pembelajaran yang diekmbangkan oleh seorang guru harus mencerminkan system pengelompokan yang efektif dan strategi penilaian yang diugnakan oleh seorang guru juga harus cocok untuk berbagai kelompok.

Referensi :


Informasi pendidikan. 2014. Pembelajaran Berbasis TIK. http://www.informasi-pendidikan.com/2014/06/pembelajaran-berbasis-tik.html.
Diakses tanggal 16 Februari 2016.
Madrasah Media. 2015. Pembelajaran Berbasis ICT TIK.            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar