PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI
OLEH
:
AULIA
RAHMAYANTI
14005037/2014
JURUSAN
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2016
PENDIDIKAN BERBASIS TEKNOLOGI
INFORMASI DAN KOMUNIKASI
ICT (Information and Communication
Technology) atau yang lebih dikenal dengan TIK teknologi informasi dan
komunikasi) adalah berbagai aspek yang melibatkan teknologi, rekayasa dan
teknik pengolahan yang digunakan dalam pengendalian dan pemrosesan informasi serta
penggunaannya, hubungan computer dengan manusia dan hal yang berkaitan dengan
social, ekonomi dan kebudayaan [British Advisory Council for applied Research
and Development: Report on Information Technology; H.M. Stationery Office.
1980]
Pengertian lainnya diungkapkan oleh
beberapa orang ahli (Abdul Kadir,2003:13) antara lain dalam kamus Oxford
dituliskan bahwa teknologi informasi dan komunikasi adalah studi atau
penggunaan peralatan elektronika terutama computer, untuk menyimpan,
menganalisis dan mendistribusikan informasi apa saja,termasuk kata-kata,
bilangan dan gambar.
Dengan begitu, TIK/ICT mencakup dua
aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi
meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat
bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan pembelajaran berbasis teknologi
komunikasi adalah proses kegiatan penyampaian informasi berupa
ilmu pengetahuan dari seorang tenaga pendidik kepada para peserta didik yang
menggunakan teknologi komunikasi dan informasi.
A. PENDEKATAN INSTRUKSIONAL DALAM
PENDIDIKAN BERBASIS TIK
Menurut Lowther, et.al.,beberapa
teori belajar yang perlu dipahami untuk dijadikan landasan bagi pelaksanaan
pembelajaran berbasis TIK di LPTK di antaranya adalah Constructivisme dari Bruner (1999), Anchored Instrution dari CTGV (1993), Cognitive Apprenticeship dari Brown et.al.(1993) dan Multiple Intelegences dari Gardner
(1993). Teori-teori belajar tersebut diterapkan tidak secara sendiri-sendiri
tapi harus diterapkan secara terintegrasi (multiple).
Sedangkan dalam hal pendekatan instruksional, Lowther,et.al. mengajukan
beberapa metode pembelajaran untuk membentuk kemampuan calon pendidik dalam
menggunakan pendidikan berbasis web dan teknologi lainnya di LPTK yaitu: Simulated K-12 Technology Classroom, Modeling, Observing/Participating in technology
setting, Learning Technology Skill, and Reflective Practices. Berikut
dibawah ini penjelasannya
Instructional Approaches
(Lowther.ey.al.2000:141)
Approach
|
Guidelines
|
Simulated K12 technology classroom
|
Dalam pelaksanaan pembelajaran jenis ini harus
mengikuti beberapa syarat berikut:
1.
Kelas memiliki 3-6 komputer
2.
Mahasiswa keguruan dianggap dan memerankan siswa K-12
3.
Pelajaran berbasis masalah (problem-based)
4.
Pelajaran melibatkan kolaborasi
5.
Mahasiswa melakukan pergantian peran dan aktifitas
6.
Mahasiswa mengalami menggunakan komputer sebagai alat
7.
Mahasiswa mengalami memecahkan masalah teknis
|
Modelling
|
Pendidik berperan seperti di bawah ini bahkan ketika
melaksanakan simulated K-12 Technology Classroom:
1.
Sebagai fasilitator
2.
Pengelola pergantian/rotasi peran mahasiswa dalam berbagai aktifitas yang
dilakukan
3.
Pemecah masalah teknis
|
Observing/Participating in Technology Setting
|
Observasi dilakukan dengan:
1.
Tidak menonjolkan penggunaan teknologi kepada kepada siswa K-12
2.
Tidak mengancam karena kemampuan teknologi siswa tidak merupakan bagian yang
perlu di observasi
Partisipasi:
3.
Dilakukan dalam suasana yang terbuka
4.
Mahasiswa keguruan membantu ketika skill dan kapabilitas mereka sesuai dengan
kebutuhan.
|
Learning Technology Skill
|
Ada dua pendekatan yang bisa dipilih:
1.
Mengajarkan kemampuan teknologi terlebih dahulu,kemudian mengajarkan
bagaimana mengintegrasikan teknologi ke dalam pengajaran.
2.
Mengajarkan kemampuan teknologi sesuai kebutuhan ketika menggunakan teknologi
sebagai alat belajar
|
Reflective Practice
|
Melakukan reflektif atas praktik/kegiatan yang telah
dilakukan.
1.
Mendorong pengembangan metakognitif
2.
Membantu perkembangan rasa self-efficacy
3.
Membimbing kegiatan penelitian
|
B. KEMAMPUAN YANG DITUNTUT BAGI PENYELENGGARA
PENDIDIKAN BERBASIS TIK
Mendidik dan
Pendidikan adalah dua hal yang berbeda namun keduanya juga saling berhubungan.
Dari segi bahasa, mendidik adalah kata kerja dan sedangkan kalau Pendidikan
merupakan Kata benda. Kalau kita mendidik, yaitu kita melakkan sesuatu kegiatan
ata tindakan. Kegiatan mendidik menunjukan adanya yang mendidik di satu pihak
dan yang dididik dilain pihak. Dengan kata lain mendidik adalah suatu kegiatan
yang mengandung komunikasi antara d orang manusia atau lebih, dan sehubungan
dengan berikut pengertian mendidik menurut Ki Hajar Dewantara yaitu menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka sebagai manusia dan
sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan
setinggi-tingginya. Lalu juga ada pengertian pendidikan menrut Ki Hajar Dewantara
yaitu bahwa pendidikan ummnya berarti daya upaya untuk memajukan tumbuhnya budi
pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan tumbuh anak.(Munib,
Achmad, 2010).
Kemajuan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).khususnya Teknologi Informasi dan
Komunikasi (Information and Communication Technologi.ICT) demikian pesat.
Kemajuan ini tentu juga membawa pengaruh terhadap kehidupan kita, dan salah
satunya berpengaruh dalam dunia pendidikan kita,sejalan dengan itu otonomi
pendidikan dan globalisasi pendidikan yang menekankan pada persaingan dan
kualitas. Keberhasilan pelaksanaan dan otonomi pendidikan yang hanya mungkin
dicapai dengan pemanfaatan Teknologi informasi dan Komunikasi dalam proses
pendidikan, Pembelajaran juga merupakan inti dari proses pendidikan, dan
kualitas pendidikan jga menggambarkan kualitas pemebelajaran yang kita gunakan.
Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui peningkatan kualaitas
pembelajaran, berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajara,
Teknologi informasi dan Komunikasi(TIK) menawarkan berbagai kemungkinan ntuk
meningkatkan kualitas pembelajara, TIK dapat dimanfaatkan untuk peningkatan dan
pengembangan kemampuan professionalitas bagi penyelenggara Pendidikan baik itu
guru ataupun dosen yang sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran,TIK
juga sangat mempermudah serta membantu siswa dan guru dalam pembelajaran,
Dengan
perkembangan teknologi komputer ini, maka metoda pendidikan juga berkembang,
sehingga proses pengajaran berbantuan komputer ini maju terus menuju
kesempurnaannya, namun secara garis besarnya, dapat dikatergorikan menjadi dua,
yaitu computer-based training (CBT) dan Web-based training (WBT).
a. Computer Based Training
(CBT). CBT merupakan proses pendidikan berbasiskan komputer, dengan
memanfaatkan media CDROM dan disk-based sebagai media pendidikan (Horton,
2000). Dengan memanfaatkan media ini, sebuah CD ROM bisa terdiri dari video
klip, animasi, grafik, suara, multimedia dan program aplikasi yang akan
digunakan oleh peserta didik dalam pendidikannya. Dengan CBT, proses pendidikan
melalui classroom tetap dapat terlaksana, sehingga interaksi dalam proses
pendidikan dapat terus berlangsung, yang dibantu oleh kemandirian peserta didik
dalam memanfaatkan CBT.
b. Web Based training (WBT). Web-based
training (WBT) sering juga diidentikkan dengan e-learning, dalam metoda ini
selain menggunakan komputer sebagai sarana pendidikan, juga memanfaatkan
jaringan Internet, sehingga seorang yang akan belajar bisa mengakses materi
pelajarannya dimanapun dan kapanpun, selagi terhubung dengan jaringan Internet
(Rossett, 2002).
Pemakaian
komputer dalam kegiatan pembelajaran mempunyai tujuan yaitu:
a. Untuk Tujuan Kognitif. Komputer
dapat mengajarkan konsep-konsep aturan, prinsip, langkah-langkah, proses, dan
kalkulasi yang kompleks. Komputer juga dapat menjelaskan konsep tersebut dengan
dengan sederhana dengan penggabungan visual dan audio yang dianimasikan.
Sehingga cocok untuk kegiatan pembelajaran mandiri.
b. Untuk Tujuan Psikomotor. Dengan bentuk
pembelajaran yang dikemas dalam bentuk games & simulasi sangat bagus
digunakan untuk menciptakan kondisi dunia kerja. Beberapa contoh program antara
lain; simulasi pendaratan pesawat, simulasi perang dalam medan yang paling
berat dan sebagainya.
c. Untuk Tujuan Afektif. Bila program
didesain secara tepat dengan memberikan potongan clip suara atau video yang
isinya menggugah perasaan, pembelajaran sikap/afektif pun dapat dilakukan
mengunakan media komputer
Semakin
meluasnya kemungkinan penggunaan internet dan berkembangnya TIK dalam
pendidikan dan pelatihan menuntut pengelola pendidikan untuk mampu
mengintregasikan teknologi web ke dalam lingkungan belajar mulai dari fase
desain, pengembangan, penerapan, dan pemeliharaan. Setidaknya ada tiga pihak
yang dituntut kemampuanya agar WBT bisaa terselenggara yaitu pihak lembaga,
pengelola, dan Guru/dosen.
Pertama,
tuntutan kelembagaan. Situasi dan kondisi yang seperti ini menuntut lembaga
pendidikan perlu diciptakan sedemikian rupa sehungga WBT memungkinkan berjalan.
Dalam hal ini kita bias bercermin kepada perusahaan yang telah menjalankan
program pendidikan yang telah sukses dan yang telah menyelenggarakan WBT.
Kedua,
tuntutan pengelola. Sedangkan tuntutan atau persyaratan yang harus dipenuhi oleh
seseorang pengelola program WBT untuk mendorong sukses WBT yaitu.
a) Mampu untuk meyakinkan atau menemukan
nilai-nilai baik yang ada dalam WBT yang bias diambil bagi kepentingan
pendidikan dan pengembangan professional.
b) Memahami secara mendalam mengenai pengaruh
psikologis pelatihan yang menggunakan system virtual pada kewajiban terdidik.
c) Mampu untuk menyesuaikan budaya dan sikap
lembaga dalam penggunaan system pendidikan dan pelatihan online.
d) Memahami bagaimana WBT memengaruhi organisasi.
e) Memahami dan menyadari adanya berbagai
keterbatasan baik secara hardware atau software.
Alur kegiatan dari pengelolaan
pendidikan dan pelatihan yang berbasis web meliputi langkah-langkah sebagai
berikut.
a) Identifikasi dan Analisis kebutuhan akan
WBT.
b) Merancang desain WBT (secara Tim)
c) Mengembangkan Website atau system
pelatihan komersial yang customize.
d) Implementasi program WBT.
e) Menilai program beserta isisnya.
f) Melakukan pemeliharaan site yang
sedang berjalan.
Ketiga, tunttan kemampan guru
atau dosen. Untuk bisa menyelanggarakan pendidikan yang berbasis web guru harus
memiliki: menurut Somekh dan Davis, dalam Rusman.
a) Memiliki sikap positif terhadap Teknologi
Informasi (TI) (positive attitdes to IT)
b) Memahami potensi pendidikan dalam TI.
c) Mampu menggunakan TI dalam kuriklum secara
efektif.
d) Mamap mengelola penggunaan TI di dalam kelas.
e) Mampu menilai penggunaan TI.
f) Mampu meyakinkan adanya perbedaan dan
kemajuan.
g) Memiliki kemampuan teknis untuk
menggunakan TI serta sellau memperbarui kemampuan yang telah dimilikinya.
Sementara
itu, dalam standart ini mengindikasikan bahwa para guru harus: Pertama,
memiliki pemahaman umum dan kemampuan teknologi. Kedua, mampu menggunakan
teknologi untuk meningkatkan kemampuan dalam kehidupan professional dan
personal. Ketiga, harus bias mengintegrasikan teknologi kedalam kurikulum
secara efektif. Hasil rincian diatas dapat diuraikan seperti ini.
Pertama,
pemahaman umum dan kemampuan teknologi (Basic computer/technology operations
and concept). Hal ini penting karena guru akan menggunakan computer untuk
menjalankan software, mengakses, menghasilkan dan memaniplasi(mengolah)data;
dan mempublikasikan hasilnya. Mereka juga akan melakukan penilaian terhadap
performansi komponen-komponen hardware dan software dari system computer dan
menerapkan strategi pemecahan masalah (troubleshooting) ketika dibutuhkan.
Kedua, mampu
menggunakan teknologi untuk meningkatkan kemampuan dalam kehidpan professional
dan personal. Kemampuan ini perlu dimiliki karena guru akan menggunakan
berbagai peralatan untuk meningkatkan kemampuan professional dan produktivitas
emreka. Mereka tentu juga akan menggunakn teknologi dalam berkomunikasi terhadap
siswanya dalam emlakukan kerjasama,; melakukan penelitian; dan berbagai
pemecahan masalah. Selain itu, gutu juga akan membuat perencanaan dan
berpartisipasi dalam berbgai aktivitas yang mendorong belajar sepanjang hayat
serta guru juga akan memperkanalkan bagaiman acara penggunaan computer atau
mencari berbagai sumber teknologi secara baik, etis dan legal.
Ketiga, guru
harus bisa mengintegrasikan teknologi kedalam kuriklum secara efektif.
Ekmampuan mengintegrasikan computer dalam kurikulumini juga kemampan yang harus
dimiliki oleh seorang guru, karena dalam hal ini guru akan menggunakan computer
dan teknologi lainya untuk menunjang intruksional dalam kelas dan mata kuliah
atau pelajaran yang diampunya. Dan juga guru harus merencanakan dan
menyampaikanunit-unit intruksional yang mengintegrasikan berbagai hal yaitu,
software, aplikasi, dan macam-macam peralatan pembelajaran. Pembelajaran yang
diekmbangkan oleh seorang guru harus mencerminkan system pengelompokan yang
efektif dan strategi penilaian yang diugnakan oleh seorang guru juga harus
cocok untuk berbagai kelompok.
Referensi :
Informasi pendidikan. 2014.
Pembelajaran Berbasis TIK. http://www.informasi-pendidikan.com/2014/06/pembelajaran-berbasis-tik.html.
Diakses
tanggal 16 Februari 2016.
Madrasah Media. 2015. Pembelajaran
Berbasis ICT TIK.
(http://www.madrasahmedia.web.id/2015/03/pembelajaran-berbasis-ict-tik.html).
Diakses tanggal 16 Februari 2016.